The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.
Good Ending No. 04 (Marisa-A)
|
e09.msg.jdiff
|
|
#0@0 Gunung Youkai.
|
|
#0@1 Youkai-youkai terkuat, seperti kappa dan tengu, tinggal di situ.
|
|
#0@2 Youkai dari gunung tidak menyerang manusia,
|
|
#0@3 tetapi mereka juga tidak ramah kepada penyusup.
|
|
#0@4 Tetapi, sejak kesuksesannya, Marisa seringkali kembali.
|
|
|
Nitori
|
#0@5 "Sudah kubilang, manusia tidak boleh pergi lebih jauh lagi."
|
Marisa
|
#0@6 "Ah, nggak apa-apa lah.
|
|
#0@7 Kamu ngebolehin aku lewat waktu itu."
|
Nitori
|
#0@8 "Ngebolehin?
|
|
#0@9 Bukannya kamu yang menerobos?"
|
|
|
Marisa
|
#0@10 "Kamu tahu kan aku mau berantem sama dewa?"
|
Nitori
|
#0@11 "Kamu butuh alasan semacam itu untuk bisa naik ke gunung ini.
|
|
#0@12 Tapi waktu itu aku membiarkanmu lewat bebas."
|
Marisa
|
#0@13 "Nah, kan? Sekarang sama saja, jadi ... "
|
Nitori
|
#0@14 "Tapi tidak ada alasan untuk bertarung dengannya sekarang."
|
|
|
Marisa
|
#0@15 "Tapi aku belum sepenuhnya ngalahin dia, kan?"
|
Nitori
|
#0@16 "Kamu tidak perlu bertarung dengan Nyonya Yasaka sekarang.
|
|
#0@17 Kami sudah mencapai kesepakatan dengannya."
|
Marisa
|
#0@18 "Ha?"
|
|
|
Nitori
|
#0@19 "Nyonya Yasaka tidak datang untuk menyakiti kami. Malah
kita makin makmur sejak dia ada di sini."
|
Marisa
|
#0@20 "Apa? Dia udah berkuasa duluan?"
|
Nitori
|
#0@21 "Dulu gunung ini dimiliki seorang dewa oni.
|
|
#0@22 Tetapi mereka menghilang, dan imannya pergi bersama mereka."
|
Nitori
|
#0@23 "Dunia jadi jauh kurang menarik.
|
|
#0@24 Itulah mengapa kami menerima dewa baru ini.
|
|
#0@25 Asyik kan kalau bisa berpesta dengan dewa setiap hari?"
|
Marisa
|
#0@26 "Pesta ... ? Apa itu arti dari iman?"
|
Nitori
|
#0@27 "Kedekatan. Iman memang kedekatan. Ada pesta lagi hari ini!"
|
|
#0@28 Youkai-youkai gunung mudah berteman dengan dewa baru mereka.
|
|
#0@29 Marisa merasa tertendang dari lingkungan mereka; ia merasa kesepian.
|
|
#0@30 Tetapi, di bawah gunung, hubungan antara manusia dan youkai
juga, seperti biasa, mengejutkannya, sangat baik.
|
|
|
|
#0@31 Mungkin ini artinya manusia menyimpan iman pada youkai?
|
|
#0@32 Marisa kembali ke kuil, dan para youkai berpesta.
|
|
#0@33
|
|
#0@33 <c$Ending No.04 — Youkai gunung hanya melakukan yang mereka mau.$>
|
|
#0@34 <c$All clear! Selamat! Seperti yang kuduga!$>
|
|
|
Good Ending No. 05 (Marisa-B)
|
e10.msg.jdiff
|
|
#0@0 Hutan Sihir.
|
|
#0@1 Hutan yang diselimuti dengan kabut, dihindari manusia ataupun youkai.
|
|
#0@2 Di sinilah tempat Marisa tinggal.
|
|
#0@3 Untuk apa ia mengumpulkan semua kayu ini ... ?
|
|
|
Marisa
|
#0@4 "Jadi yang tidak beriman tidak bisa mengerti iman, ya?
|
|
#0@5 Baiklah, ayo kita membangun iman.
|
|
#0@6 Kayaknya aku bisa mencoba membuat kuilku sendiri."
|
|
|
Marisa
|
#0@7 " ... Hmm, tapi apa ya yang akan kusimpan di dalamnya?
|
|
#0@8 Aku belum pernah melihat di dalamnya Kuil Hakurei .... "
|
|
#0@9 Itu kan memang tempat tinggal dewa ....
|
|
#0@10 Apa aku taruh saja bantal, atau apalah ya.
|
|
#0@11 Kayaknya dewa yang baru aku temui itu bisa tinggal di sini."
|
|
|
Kanako
|
#0@12 "Maaf?!"
|
Marisa
|
#0@13 "Uaah!"
|
Kanako
|
#0@14 "Jangan pakai bantal kotor itu di sini!"
|
Marisa
|
#0@15 "Kamu muncul dari mana??"
|
|
|
Kanako
|
#0@16 "Kalau kau memberi namaku pada suatu kuil, maka kuil itu akan
menjadi cabang dari kuilku yang bisa kukunjungi kapan saja.
|
|
#0@17 Sepertinya kau ingin membangun kuil untukku,
tapi aku tidak tertarik dengan kuil berantakan seperti itu."
|
Marisa
|
#0@18 "Hei, itu agak gak sopan."
|
|
|
Kanako
|
#0@19 "Lagipula, mengapa manusia sepertimu ingin membangun kuil
di hutan yang tak pernah dikunjungi manusia?"
|
Marisa
|
#0@20 "Pengen aja mencoba hal yang baru.
|
|
#0@21 Masalah buatmu kalau manusia jadi sering ke sini?"
|
Kanako
|
#0@22 "Masalah untuk manusianya."
|
|
|
Marisa
|
#0@23 "Yah, kamu sendiri membangun kuil di puncak gunung.
|
|
#0@24 Manusia macam apa yang mau jauh-jauh naik ke sana?"
|
Kanako
|
#0@25 "Itu tidak masalah.
|
|
#0@26 Tujuanku untuk mengumpulkan iman dari youkai,
|
|
#0@27 sedangkan iman manusia kuserahkan saja pada Kuil Hakurei."
|
|
|
|
#0@28 Pada akhirnya, Marisa melepaskan ambisinya untuk membangun kuil.
|
|
#0@29 Dia tidak begitu tahu cara membuatnya, dan dia tidak ingin
berurusan dengan dewa yang tiba-tiba muncul dari situ.
|
|
#0@30 Marisa akhirnya menanyakan arti iman kepada Kanako.
|
|
|
|
#0@31 —Dan inilah jawaban Kanako:
|
|
#0@32 "Sama persis dengan arti sihir itu bagimu."
|
|
#0@33
|
|
#0@33 <c$Ending No.05 — Membangun kuil di taman bisa menjadi cerita yang bagus.$>
|
|
#0@34 <c$All clear! Selamat! Seperti yang kuduga!$>
|
|
|
Good Ending No. 06 (Marisa-C)
|
e11.msg.jdiff
|
|
#0@0 Kuil Hakurei
|
|
#0@1 Kuil yang berdiri di perbatasan timur Gensokyo.
|
|
#0@2 Dedaunan di kuil memerah lebih lamban daripada dedaunan di gunung.
|
|
#0@3 Marisa mengunjungi kuil, bersama dengan satu pasangan yang aneh.
|
|
|
Marisa
|
#0@4 "—jadi, yang ini tuh dewa, dan
yang di situ orang yang kurang lebih miko."
|
Kanako
|
#0@5 "Salam. Saya seorang dewa."
|
Sanae
|
#0@6 "Ah, apa kau ingat denganku? Aku yang menyarankan
mungkin kau mau mengganti dewamu?"
|
|
|
Reimu
|
#0@7 "... Jadi? Untuk apa kalian ke sini?"
|
Marisa
|
#0@8 "Jadi kita sudah mengobrol-obrol, dan kita sepakat .... "
|
|
#0@9 "Jangan salah sangka ya ...."
|
|
#0@10 "Bagaimana kalau kamu serahkan saja kuilmu ke dewa ini?"
|
Kanako
|
#0@11 "Mengapa tidak dicoba dulu?"
|
Reimu
|
#0@12 "Mengapa Marisa bisa sampai setuju dengan musuh?"
|
Kanako
|
#0@13 "Aku bukan musuhmu.
|
|
#0@14 Aku hanya ingin membantu kuilmu ....
|
|
#0@15 Kita berdua akan mendapat manfaat dari ini. Bagus, bukan?"
|
Sanae
|
#0@16 "Tentu saja, kita tidak akan memaksamu. Keputusan ada padamu."
|
|
|
Marisa
|
#0@17 "Menarik juga, kan?"
|
Kanako
|
#0@18 "Tentu saja menarik, karena aku ada di sini."
|
Sanae
|
#0@19 "Kuil memang sering berpindah tangan dari dulu."
|
Reimu
|
#0@20 "Hah, apa aku saja yang tidak setuju?
|
|
#0@21 Kenapa sampai Marisa ... ?"
|
|
|
Marisa
|
#0@22 "Ayolah, kalau tempat ini jadi lebih mirip kuil,
kita bisa adakan lebih banyak festival."
|
Kanako
|
#0@23 "Bahkan tidak apa-apa kalau kau hanya mengundangku ke pesta."
|
Reimu
|
#0@24 "Yah, mungkin akan baik-baik saja ....
|
|
#0@25 Sulit sekali mencari pengikut baru sendirian."
|
|
|
|
#0@26 Kanako menjelaskan hubungan antara dewa dan kuil.
|
|
#0@27 Hasilnya, menurut Marisa penjelasannya masuk akal.
|
|
#0@28 Kuil adalah rumah seorang dewa, dan suatu kuil akan menjadi
semakin menarik tergantung dengan dewa yang tinggal di dalamnya.
|
|
#0@29 Jadi, menurutnya memberikan kuil ini ke Kanako menguntungkan karena—
|
|
|
|
#0@30 sifat Kanako yang santai sangat cocok dengan Marisa.
|
|
#0@31 Dan menurutnya ia akan mudah bergaul dengan para youkai di sana.
|
|
#0@32
|
|
#0@32 <c$Ending No.06 — Tapi tolong hentikan penawaran agresifnya.$>
|
|
#0@33 <c$All clear! Selamat! Seperti yang kuduga!$>
|
|
|
|
e03.msg.jdiff
|
|
#0@0 Pagi berikutnya di Kuil Hakurei.
|
|
#0@1 Setelah pertarungan sia-sianya dengan sang dewa,
|
|
#0@2 Marisa turun dengan diam-diam agar para tengu tidak melihatnya.
|
|
|
Reimu
|
#0@3 "Kamu kelihatan lelah. Apa ada yang terjadi kemarin?"
|
Marisa
|
#0@4 "Oh, enggak.
|
|
#0@5 Cuman pergi ke gunung buat nyari mentimum enak .... "
|
|
|
|
#0@6 Marisa menyembunyikan bahwa ia ke gunung untuk bertarung dengan dewa.
|
|
#0@7 Dan karena kebohongan itu―
|
|
#0@8 Urusannya jadi susah karena tidak membagi mentimun enaknya.
|
|
#0@9 <c$Ending No.10 — Berbohong itu tidak baik.$>
|
|
#0@10 <c$Cobalah mendapat 1cc di tingkat Normal ke atas!$>
|
|
|
|
e04.msg.jdiff
|
|
#0@0 Pagi berikutnya di Kuil Hakurei.
|
|
#0@1 Setelah pertarungan sia-sianya dengan sang dewa,
|
|
#0@2 Marisa turun dari gunung, berpura-berpura tersesat.
|
|
|
Reimu
|
#0@3 "Kamu kelihatan lelah. Apa ada yang terjadi kemarin?"
|
Marisa
|
#0@4 "Oh, enggak.
|
|
#0@5 Aku cuman pergi buat ngegossip sama tengu .... "
|
|
|
|
#0@6 Marisa menyembunyikan bahwa ia ke gunung untuk bertarung dengan dewa.
|
|
#0@7 Jadi, berita itu masuk ke koran keesokan harinya.
|
|
#0@8 —Bahwa ia membangga-banggakan diri saat melawan dewa, dan kalah.
|
|
#0@9 <c$Ending No.11 — Yang menang yang menulis artikel koran.$>
|
|
#0@10 <c$Cobalah mendapat 1cc di tingkat Normal ke atas!$>
|
|
|
|
e05.msg.jdiff
|
|
#0@0 Pagi berikutnya di Kuil Hakurei.
|
|
#0@1 Setelah pertarungan sia-sianya dengan sang dewa,
|
|
#0@2 Marisa turun sambil berpura-pura mati saat bertemu dengan tengu.
|
|
|
Reimu
|
#0@3 "Kamu kelihatan lelah. Apa ada yang terjadi kemarin?"
|
Marisa
|
#0@4 "Oh, enggak.
|
|
#0@5 Daun-daunnya lagi cantik bener... Malah serius banget ngeliatnya."
|
|
|
|
#0@6 Marisa menyembunyikan bahwa ia ke gunung untuk bertarung dengan dewa.
|
|
#0@7 Gunung dibercaki warna merah.
|
|
#0@8 Hari itu, danmaku menari bersama daun yang berguguran.
|
|
#0@9 <c$Ending No.12 — Saking seriusnya melihat daun?$>
|
|
#0@10 <c$Cobalah mendapat 1cc di tingkat Normal ke atas!$>
|
|
|